ETS APSI
Jenis-jenis Sistem Informasi
1. Transaction Processing System (TPS)
Transacion processing system adalah processing system untuk transaksi bisnis seputar koleksi, modifikasi, dan pemulihan dari semua transaksi data. Karakteristik dari TPS meliputi performa, ketahanan, dan konsistensi
TPS juga dikenal sebagai proses transaksi atau real-time proses.
2. Office Automation Sytem (OAS)
- Voice mail
- Word Processing
3. Knowledge Work System
- CAD yang digunakan oleh designer
- Kantor finansial
- Sistem realiti virtual
System Request
Project Sponsor: Seorang sponsor proyek adalah orang atau kelompok yang memimpin proyek dan bertanggung jawab atas dana dan sumber daya yang dialokasikan untuk proyek tersebut. Sponsor proyek juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proyek sesuai dengan visi dan tujuan organisasi, serta memperoleh hasil yang diharapkan.
Business Need / Kebutuhan Bisnis: Kebutuhan bisnis merujuk pada masalah atau tantangan yang harus diatasi oleh sistem informasi yang akan dibangun. Kebutuhan bisnis ini dapat berasal dari berbagai area dalam organisasi, seperti bagian keuangan, manajemen, pemasaran, atau operasi. Penyelesaian kebutuhan bisnis ini menjadi fokus utama dalam pengembangan sistem informasi.
Business Requirements: Business requirements adalah persyaratan fungsional dan non-fungsional dari sistem informasi yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Persyaratan fungsional berkaitan dengan fitur dan fungsi yang harus ada dalam sistem, sedangkan persyaratan non-fungsional berkaitan dengan kinerja, keamanan, dan aspek lain dari sistem.
Business Value: Business value merujuk pada manfaat atau keuntungan yang diharapkan dari sistem informasi. Nilai bisnis dapat diukur dalam bentuk peningkatan efisiensi, penghematan biaya, peningkatan layanan pelanggan, atau peningkatan pendapatan.
Special Issues: Special issues merujuk pada masalah khusus atau kekhawatiran yang harus diatasi selama pengembangan sistem informasi. Hal ini mungkin mencakup masalah teknologi yang kompleks, kebutuhan keamanan data yang tinggi, atau kendala anggaran atau sumber daya manusia. Dalam mengembangkan sistem informasi, penting untuk mempertimbangkan masalah khusus ini dan mengambil tindakan yang sesuai untuk memastikan keberhasilan proyek.
Perbedaan dari businees need, requirement, dan value
Deskripsikan strategi yang dilakukan dalam tahapan analysis
- Memahami Kebutuhan Bisnis: Tim pengembang harus memahami kebutuhan bisnis secara mendalam, termasuk masalah yang harus diatasi, tujuan bisnis yang ingin dicapai, dan kendala atau tantangan yang dihadapi. Untuk itu, dapat dilakukan wawancara dengan pengguna dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan bisnis.
- Mengidentifikasi Persyaratan Sistem: Setelah memahami kebutuhan bisnis, tim pengembang harus mengidentifikasi persyaratan sistem secara lebih rinci, baik dari sisi fungsional maupun non-fungsional. Persyaratan ini dapat dijelaskan dalam dokumen seperti Business Requirement Document (BRD) atau Functional Specification Document (FSD).
- Menentukan Arsitektur Sistem: Tim pengembang perlu menentukan arsitektur sistem yang akan digunakan dalam mengembangkan solusi. Arsitektur sistem terdiri dari bagaimana sistem akan dibangun, bagaimana data akan disimpan dan diakses, serta bagaimana sistem akan berintegrasi dengan sistem yang sudah ada.
- Melakukan Analisis Risiko: Tim pengembang juga perlu melakukan analisis risiko untuk memahami kemungkinan masalah atau risiko yang mungkin terjadi selama pengembangan dan penerapan sistem. Dengan melakukan analisis risiko, tim pengembang dapat mengambil tindakan preventif untuk meminimalkan risiko tersebut.
- Mengembangkan Prototipe: Salah satu strategi yang dilakukan dalam tahap analisis adalah mengembangkan prototipe. Prototipe adalah versi awal dari sistem yang dibangun dengan tujuan untuk menguji konsep, fitur, dan fungsionalitas sistem sebelum dikembangkan secara penuh. Dengan menggunakan prototipe, tim pengembang dapat mengumpulkan umpan balik dari pengguna dan memastikan bahwa solusi yang dibangun memenuhi kebutuhan bisnis.
- Membuat Rencana Proyek: Tim pengembang harus membuat rencana proyek untuk mengatur jadwal dan sumber daya yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Rencana proyek harus mencakup jadwal, anggaran, sumber daya manusia, serta tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim.
Bagaimana caranya untuk mendapatkan spesifikasi kebutuhan yang sesuai dengan system request
- Melakukan Wawancara dengan Pengguna dan Pemangku Kepentingan: Salah satu cara terbaik untuk memahami kebutuhan pengguna adalah dengan melakukan wawancara langsung dengan mereka. Tim pengembang harus menanyakan pertanyaan yang tepat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan bisnis dan persyaratan sistem yang diinginkan
- Melakukan Observasi dan Pengamatan: Selain wawancara, tim pengembang juga dapat melakukan pengamatan langsung atau observasi pada proses bisnis yang sedang berlangsung. Dengan cara ini, tim pengembang dapat memahami bagaimana proses bisnis dilakukan dan mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh pengguna.
- Menggunakan Teknik Analisis: Ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk membantu tim pengembang dalam mengidentifikasi persyaratan sistem yang tepat. Beberapa teknik analisis yang populer adalah Pemodelan Use Case, Pemodelan Data Flow, dan Pemodelan Entity-Relationship.
- Membuat Dokumen Business Requirements Document (BRD): Dokumen BRD berisi deskripsi lengkap tentang kebutuhan bisnis dan persyaratan sistem yang harus dipenuhi. Dokumen ini harus mencakup deskripsi bisnis, tujuan bisnis, persyaratan fungsional dan non-fungsional, serta spesifikasi teknis.
- Melakukan Review Dokumen dengan Pemangku Kepentingan: Setelah tim pengembang membuat dokumen BRD, mereka harus melakukan review dokumen dengan pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa persyaratan sistem yang dijelaskan dalam dokumen tersebut sesuai dengan kebutuhan bisnis dan system request.
Comments
Post a Comment